Profil Provinsi Jawa Tengah

Jawa Tengah ialah satu propinsi Indonesia yang terdapat dibagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya ialah Semarang. Propinsi ini bersebelahan dengan Propinsi Jawa Barat di samping barat, Samudra Hindia serta Wilayah Spesial Yogyakarta di samping selatan, Jawa Timur di samping timur, serta Laut Jawa di samping utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau seputar 28,94% dari luas pulau Jawa. Propinsi Jawa Tengah mencakup Pulau Nusakambangan di samping selatan (dekat sama tepian Jawa Barat), dan Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Pemahaman Jawa Tengah dengan geografis serta budaya terkadang meliputi daerah Wilayah Spesial Yogyakarta. Jawa Tengah diketahui jadi "jantung" budaya Jawa. Meski begitu di propinsi ini ada juga suku bangsa lain yang mempunyai budaya yang berlainan dengan suku Jawa seperti suku Sunda di wilayah tepian dengan Jawa Barat. Tidak hanya ada juga masyarakat Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia serta India-Indonesia yang menyebar di semua propinsi ini.

Lihat: Peta Provinsi Jawa Tengah

Riwayat Jawa Tengah

Jawa Tengah jadi propinsi dibuat semenjak jaman Hindia Belanda. Sampai tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 daerah (gewesten) yaitu Semarang, Pati, Kedu, Banyumas, serta Pekalongan. Surakarta masih adalah wilayah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri dengan sendiri serta terbagi dalam dua daerah, Kasunanan Surakarta serta Mangkunegaran, seperti Yogyakarta. Semasing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Saat itu Pati Gewest mencakup Regentschap Tuban serta Bojonegoro.

Sesudah pemberlakuan Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten dikasih otonomi serta dibuat Dewan Wilayah. Diluar itu dibuat gemeente (kotapraja) yang otonom, yakni Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, serta Magelang. Baca: Profil Jawa Timur

Semenjak tahun 1930, propinsi diputuskan jadi wilayah otonom yang mempunyai Dewan Propinsi (Provinciale Raad). Propinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang mencakup beberapa kabupaten (regentschap), serta dibagi dalam beberapa kawedanan (district). Propinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yakni: Pekalongan, Pati, Semarang, Banyumas, serta Kedu.

Mengejar kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membuat wilayah swapraja Kasunanan serta Mangkunegaran; serta jadikan karesidenan. Pada tahun 1950 lewat Undang-undang diputuskan pembentukan kabupaten serta kotamadya di Jawa Tengah yang mencakup 29 kabupaten serta 6 kotamadya. Penentuan Undang-undang itu sampai sekarang diperingati jadi Hari Jadi Propinsi Jawa Tengah, yaitu tanggal 15 Agustus 1950.

Masyarakat Jawa Tengah

Jumlahnya masyarakat Propinsi Jawa Tengah berdasar sensus 2015 ialah 35.557.249 jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlahnya masyarakat paling besar ialah Kabupaten Brebes (2,342 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (2,227 juta jiwa), serta Kabupaten Banyumas (1,953 juta jiwa). Lihat: Peta Provinsi Banten

Sebaran masyarakat biasanya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten atau kota. Lokasi permukiman yang cukup padat ada di wilayah Semarang Raya (terhitung Ungaran serta beberapa daerah Kabupaten Demak serta Kendal), wilayah Salatiga Raya ( terhitung daerah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran serta Suruh), Solo Raya (terhitung beberapa daerah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, serta Boyolali), dan Tegal-Brebes-Slawi.

Perkembangan masyarakat Propinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Perkembangan masyarakat paling tinggi ada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun), sedang yang paling rendah ialah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlahnya masyarakat ini, 47% salah satunya adalah angkatan kerja. Mata pencaharian terbanyak ialah di bidang pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), serta layanan (10,98%) Peta Kota.

Bahasa Jawa Tengah

Walau Bahasa Indonesia ialah bahasa sah, biasanya sejumlah besar memakai Bahasa Jawa jadi bahasa seharian. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja atau Mataram dipandang seperti Bahasa Jawa Standard. Profil DKI Jakarta

Selain itu ada beberapa dialek Bahasa Jawa; tetapi pada umumnya terbagi dalam dua, yaitu kulonan serta timuran. Kulonan dikatakan dibagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan serta Dialek Tegal; dialek ini mempunyai pengucapan yang cukup berlainan dengan Bahasa Jawa Standard.

Sedang Timuran dikatakan dibagian timur Jawa Tengah, salah satunya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek Semarang, serta Dialek Pati. Antara tepian ke-2 dialek itu, dikatakan Bahasa Jawa dengan kombinasi ke-2 dialek; wilayah itu salah satunya ialah Pekalongan serta Kedu.

Di daerah-daerah berpopulasi Sunda, yakni di kabupaten Brebes sisi selatan, serta kabupaten Cilacap utara seputar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih memakai bahasa Sunda dalam kehidupan setiap harinya.

Baca Juga: Profil Jawa Barat

Suku Jawa Tengah

Sebagian besar masyarakat Jawa Tengah ialah Suku Jawa. Jawa Tengah diketahui jadi pusat budaya Jawa, dimana di kota Surakarta serta Yogyakarta ada pusat istana kerajaan Jawa yang tetap berdiri sampai sekarang.

Suku minoritas yang cukup relevan ialah Tionghoa, khususnya di lokasi perkotaan walau di wilayah pedesaan diketemukan. Biasanya mereka beroperasi di sektor perdagangan serta layanan. Komune Tionghoa telah bercampur dengan Suku Jawa, serta banyak antara mereka yang memakai Bahasa Jawa dengan logat yang kental setiap harinya. Lihat: Peta Provinsi Jawa Barat

Dampak kental dapat kita alami waktu ada di kota Semarang dan kota Lasem yang ada di ujung timur laut Jawa Tengah, serta Lasem dipanggil Le Petit Chinois atau Kota Tiongkok Kecil.

Diluar itu di sejumlah kota-kota besar di Jawa Tengah diketemukan juga komune Arab-Indonesia. Seperti dengan komune Tionghoa, mereka umumnya beroperasi di sektor perdagangan serta layanan.

Di wilayah tepian dengan Jawa Barat ada juga orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, khususnya di daerah Cilacap, Brebes, serta Banyumas. Di pedalaman Blora (tepian dengan propinsi Jawa Timur) ada komune Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir serupa dengan orang Kanekes di Banten.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah